Humas Setda  –  Bupati Cirebon, DR. H. Sunjaya Purwadisastra, MM., M.Si,  Rabu pagi ini (11/10/17) melaksanakan agenda kerjanya di Kecamatan Losari dengan melakukan peninjauan terhadap usaha budidaya ikan sidat. Tidak sepertiacara  biasanya yang dimulai dengan pembukaan ataupun sambutan-sambutan, kegiatan kali ini tanpa acara seremonial tersebut. Kegiatan justru terlihat rileks dan penuh keakraban, tanpa mengurangi substansi maksud dan tujuan.

Bupati yang didampingi Kepala Dinas Perikanan,  Hj. Ita Rospita beserta unsur Forkopimcam Losari melakukan kunjungan untuk memantau  perkembangbiakan bibit ikan sidat dimana jenis ikan sidat ini dikelola orang Taiwan yang lokasinya di Kabupaten Cirebon tepatnya di Desa Tawangsari Kecamatan Losari.

Sebagaimana diketahui, ikan sidat ini jika dilihat sepintas memang seperti belut sehingga banyak yang mengira bahwa sidat adalah belut. Namun jika dilihat secara teliti ada beberapa perbedaan antara belut dan sidat. Sebutan ikan di beberapa daerah berlainan, ikan Moa (Betawi), sugili atau sogili atau masapi (Sulawesi), ikan lubang (Sunda), Pelus (Jawa). Sedangkan nama latinnya adalahAnguilla Sp. masih tergolong famili Anguillidae, atau famili belut.

Konon ikan Sidat merupakan makanan mewah bagi para raja jaman dahulu. Termasuk di negara Jepang, sidat hanya di olah pada jamuan khusus pada kalangan tertentu. Namun sering perkembangan jaman penggemar sidat semakin banyak, pada semua kalangan. Rasanya yang gurih dan khas olahan ikan sidat sangat di sukai khususnya di negara-negara Asia seperti Jepang, Indonesia, Taiwan, Korea hingga China.

Dalam kunjungannya tersebut, Bupati langsung meninjau lokasi tambak dengan berjalan kaki melihat kolam tambak yang sudah dipenuhi ikan sidat dari usia masih bibit sampai yang sudah siap ekspor sekitar usia 7 bulan. “Untuk ekspor sendiri biasanya ikan sudah dalam keadaan matang atau mentah sesuai permintaan saja dan sudah dikemas menggunakan plastik sterofom”, tutur pemilik tambak saat ditanya Bupati. Pemilik tambak yang orang taiwan itu menuturkan bahwa untuk pembibitannya itu menggunakan bak tampung yang jumlahnya sekitar 50 dengan luas masing-masing 4 M x 10  M agar bibit-bibit ikan tersebut bisa berkembang biak dengan baik. (JAY/NJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *