Humas Setda  –  Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Cabang Cirebon (PCNU) hari ini (Sabtu, 13/05) menggelar Pelantikan dan Musyawarah Kerja dalam rangkaian memperingati hari lahir (Harlah) NU ke-94 yang bertempat di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon. Sebelum acara pelantikan dimulai yakni sekitar pukul 13.00 Wib, terlebih dahulu diselenggarakan pra acara berupa arak-arakan 99 parade hadroh sambil melantunkan Mars NU dan Ya LaL Wathon yang berlangsung dari sekira  pukul 09.00  s.d. 11.30 Wib. Tema yang diusung pada acara ini adalah meneguhkan peran Nahdatul Ulama  (NU) dalam menjaga keutuhan NKRI.

 

Prosesi pelantikan sendiri dilaksanakan sekitar Pukul 14.00  Wib bertempat di Komplek Madrasah Al-Hikamussalafiyaah (MHS) setelah sebelumnya diawali dengan pembukaan dan laporan ketua panitia, H. Solichin, SH. M,Kn. Kurang lebih 40 PCNU masa khidmat 2017-2022 dilantik oleh Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Barat. Bupati Cirebon, DR. H. Sunjaya Purwadisastra, Drs., MM., M.Si, beserta Ibu Hj. Wahyu Tjiptaningsih, SE., M.Si hadir paska pembacaan pelantikan PCNU di tengah acara sambutan, yang sebelumnya dilaunching program  unggulan PCNU Kab. Cirebon yang disampaikan oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kab. Cirebon, KH. Aziz Hakim Syaerozi. Hadir pada acara ini, selain yang telah disebtkan, Ketua Umum PBNU, Prof. DR. KH. Said Aqil Siradj, MA., Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Barat, KH. Hasan Nuri Hidayatullah, Kapolres Cirebon, Dandim, anggota DPRD, para Kyai Ponpres Babakan Ciwaringin, para alim ulama, sesepuh dan tokoh masyarakat setempat, seluruh PCNU dan peserta Musyawarah kerja, pengurus Banser, serta kurang lebih 300 undangan.

 

Pada acara tersebut Bupati Cirebon memberikan sambutan. Beliau menyampaikan bahwa visi Kabupaten Cirebon, mewujudkan masyarakat yang agamis, maju, adil, sinergi, dan sejahtera, menjadi komitmen bersama yang dalam pencapaiannya harus dilakukan secara bersama-sama antara berbagai pemangku kepentingan. “Dalam meuwujudkan visi di atas antara lain peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berakhlakul karimah, memiliki integritas, jati diri, sikap dan perilaku yang berlandaskan nilai-nilai agama, jujur dan bertaqwa” ungkapnya.

 

Penghargaan dan apresiasi kemudian disampaikan Bupati Cirebon kepada seluruh pengurus dan anggota NU, dengan harapan semakin maju dan berkembang serta pada gilirannya mewujudkan visi dan misi organisasi. Bupati juga mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk memulai sosialisasi program kesalehan sosial, yang diawali dari diri sendiri sebagai tokoh panutan masyarakat. “Pemerintah Kabupaten cirebon senantiasa memegang teguh komitmen kebangsaan dalam bingkai NKRI. Bersama para ulama, kyai, mubaligh dan pimpinan Ormas Islam akan terus bersinergimembangun kehidupan keagamaan yang lebih baik, termasuk di dalamnya pencegahan atas potensi radikalisme dan ekstrimisme yang dapat merusak citra Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan dan perdamaian”, ujarnya.

 

Diakhir sambutannya, Bupati menyampaaikan harapannya, bahwa kiprah NU terhadap pembangunan manusia Kabupaten Cirebon lebih meningkat, sehingga eksistensi NU tetap dapat dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan, serta mengucapkan selamat melaksanakan tugas kepada para PCNU Kabupaten Cirebon masa khidmat 2017-2022.

 

Usai sambutan Bupati Cirebon, acara beranjak ke taushiyah yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU, Prof. DR. KH. Said Aqil Siradj, MA. Pesan yang disampaikan intinya adalah bahwa kemajuan NU dibidang agama, akhlak, budaya, integritas, dan amanahnya sudah lumayan. “Warga NU saya jamin warganya tidak ada yang berkhianat kepada negara. Tidak ada dari pesantren NU yang menjadi teroris”, terangnya. Dijelaskan juga bahwa PBNU mendukung langkah pemerintah membubarkan ormas yang radikal dan menolak Pancasila.

Ormas radikal sangat berbahaya untuk masa depan Indonesia. NU mendorong kokohnya fondasi keIndonesiaan yang harus dijaga oleh ormas-ormas dan komunitas keagamaan dengan membangun jembatan Islam dan Pancasila.

 

Selanjutnya, dijelaskan prinsip-prinsip yang menjadi landasan NU dalam menyikapi berbagai persoalan baik kebangsaan, politik, sosial, ekonomi, budaya, khususnya menjaga keutuhan NKRI. Pertama yaitu tawasuth atau moderat atau jalan tengah. Ini  tidak mungkin berhasil kalau tidak berilmu. NU mnedorong agar warganya berilmu dan cerdas. Kedua yaitu tasamuh atau toleran. Muslim pendatang, muslim pribumi yang penting satu visi misi namanya umat. Nabi Muhammad SAW tidak menyebut negara Islam, bukan negara arab, semua dimata hukum sama, civilised, negara ini yang disebut negara madinah citizenship.  Selanjutnya adalah tawazun atau seimbang. Nasionalisme dan agama tidak bisa dipisahkan, keduanya saling menguatkan. “Agama saja saja tanpa nasionalisme tak bisa menyatukan bangsa, sementara nasionalisme tanpa agama akan kering nilai-nilai” ungkapnya.

 

Dipenghujung ceramanya, Said Aqil Siradj, menekankan bahwa menjadi pemimpin intinya bagaimana meningkatkan kesejahteraan atau mengurangi kemiskinan maka akan bermanfaat. “Tidak ada baiknya jadi dewan, jadi bupati, jadi NU kalau tidak menghilangkan kemiskinan”. Tandasnya. Berikutnya agar pimpinan dapat mengakurkan masyarakat. “Percuma ber-PKB, berdewan, bernegara kalau tidak mengakurkan masyarakat”, katanya.

 

Selepas  taushiyah, acara ditutup dengan do’a oleh salah satu tamu undangan dari negara Maroko. Acara baru bubar hampir pukul 17.00 Wib. Acara akan dilanjutkan dengan agenda musyawarah kerja PCNU pada pukul 18.30 s.d. selesai. Bupati dan Ibu Bupati sendiri sebelum meninggalkan lokasi mencicipi jamuan makan bersama para tamu undangan khusus. (ES)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *