Humas Setda  –  Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Cirebon dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) menyelenggarakan Festival Forum Pembauran ke-3 Tingkat Kabupaten Cirebon Tahun 2017 bertempat di depan Kantor Kecamatan Astanajapura pada hari Kamis ( 15/9/2017). Diketahui bahwa di Kabupaten  Cirebon yang sudah bergabung dalam Forum Kebangsaan sudah terdapat 10 komunitas diantaranya Komunitas Cirebon, Komunitas Arab, Komunitas Palembang, Komunitas Papua, Komunitas Makasar, Komunitas Tionghioa, Komunitas Jawa, Komunitas Sunda, Komunitas Batak, Komunitas Padang.

 

Nampak hadir dalam acara tersebut Bupati Cirebon DR. H. Sunjaya Purwadisastra, Drs., MM,. M.Si, Forkopimda Cirebon, Camat se-Kabupaten Cirebon, ketua Forum Kebangsaan Kabupaten Cirebon, Kuwu se-Kecamatan Astanajapura, para Ketua Komunitas, dan Undangan. Acara dimulai dengan kirab budaya, parade berjalan  memasuki arena kegiatan melewati panggung utama kehormatan sambil berbaris di depan panggung utama sesuai komunitasnya.

 

Dalam laporannya Ketua Forum Kebangsaan Drs. H. Abdul Halim Palatehan, MM., menyampaikan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman baik ras, suku, adat , budaya dan agama. Keanekaragaman tersebut pada hakekatnya merupakan kekayaan bangsa yang patut kita syukuri dan kita jaga. Kemajemukan itu kita sebut Bhineka Tunggal Ika.

 

“Terbentuknya FPK (Forum Pembauran Kebangsaan) di Kabupaten Cirebon salah satu tujuannya adalah untuk membantu  Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam menjaring, menampung aspirasi melalui para pemuka adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dalam rangka membina dan memelihara keamanan dan ketertiban msyarakat serta menumbuhkembangkan keharmonisan, saling bersyukur, saling menghormati antar perbedaan latar belakang, ras, suku, etnis, sosial budaya dan keyakinan antara warga masyarakat dengan melalui berbagai kegiatan,” ungkap Ketua FPK.

 

Dilanjutkan dengan sambutan Bupati Cirebon yang menyampaikan Festival Pembauran Kebangsaan merupakan salah satu media untuk mempersatukan keragaman dan perbedaan etnis dan kesukuan, diharapkan dapat menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan , cinta tanah air dan bangsa sebagai perwujudan pelaksanaan empat konsensus nasional kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

“Saya mengapresiasikan kegiatan ini dengan mengusung tema Waspadai Bahaya Radikalisme, dan melalui paguyuban-paguyuban, komunitas-komunitas etnis dan kesukuan yang ada di Kabupaten Cirebon mampu menolak segala bentuk paham radikalisme yang akan merusak masa depan bangsa,” ungkap Bupati diakhir sambutannya.

 

Acara berjalan sangat meriah dan dipadati masyarakat yang ingin melihat pagelaran senam massal maumere, atraksi barongsai dan penampilan tari-tarian dari seluruh etnis yang ada di Kabupaten Cirebon, juga diisi dengan pagelaran drama kolosal. (AS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *